Isi Kepala mirip Isi Tahu

Tahu isi, adalah salah satu produk gorengan abang-abang hingga ibu rumah tangga yang enak dimakan panas-panas. Tahu isi tidak menyenangkan rasanya ketika dimakan mendekati masa basi. Selain dingin dan tidak menyebarkan bau yang membuat nafsu makan memuncak, isi tahu juga terlihat lengket, ada jaring-jaring laba-laba saat dipotek, dan ketika sampai di lidah, rasa yang dikecap bukan lagi asin gurih, melainkan anyep dan maaf, menjijikkan.


Isi tahu isi ini biasanya adalah sayuran yang terdiri dari wortel dan toge. Mungkin ada lagi beberapa variasi, tetapi aku sering menemukan versi itu. Selain murah, wortel dan toge mempunyai tekstur yang lebih keras daripada tahu yang lembut. Kombinasi keras dan lembut yang dibalut tepung goreng ini lah yang membuatnya istimewa. Tapi, sekali lagi, isi tahu ini juga yang menjadi bumerang bila tahu isi kelupaan dimakan atau sengaja disimpan untuk keesokan harinya tapi tidak ditaruh di kulkas. Tahu goreng yang disimpan lama--sekitar 24 jam--di udara terbuka biasanya akan baik-baik saja, paling hanya terasa dingin. Isi di dalamnya lah yang membuat lidah dan lambung kita frustrasi.

Melihat isi tahu yang dapat memengaruhi tahu yang terlihat baik-baik saja, mengingatkanku kepada isi otak sendiri. Otak, seperti banyak kata ilmuwan, adalah organ terpenting dari tubuh manusia. Jika otak kita mati, kita tidak bisa hidup. Dengan perbandingan seperti itu, jika otak kita berisi hal-hal yang sudah tidak baik yang disimpan terlalu lama; sama seperti tahu isi, menyebabkan otak kita jadi bau dan lengket. Tentu, aku tidak sedang bicara secara harfiah. Jangan sampai ada yang berpikir aku membelah otak sendiri untuk memastikan hal ini.

Intinya adalah, jangan sampai hal-hal buruk berdiam untuk waktu yang lama di otak kita. Isi tahu yang tadinya bagus, dapat mengubah tahu yang tadinya enak menjadi basi karena didiamkan kelamaan. Bukan berarti kita mesti menghalalkan boraks agar tahu isi awet. Bukan, intinya bukan itu. Isi tahu ini punya masa berlaku yang terbatas, sama seperti isi otak yang terkadang harus kita perbarui atau segarkan dengan belajar agar kita tidak berjalan di tempat. Isi otak yang tidak berguna lagi layaknya isi tahu yang sudah tidak bisa dimakan. Hal-hal jelek di dalam otak dapat memengaruhi keseluruhan tubuh, bahkan hidup kita. Setiap hari, menurutku penting untuk melihat kembali dan menilai apa saja yang kita lakukan di hari itu. Dengan begitu, kita bisa membuang isi pikiran yang buruk dan menyiapkan tempat untuk isi pikiran yang lebih baik di esok hari.

Isi otak yang buruk, sebenarnya seperti apa? Berita gosip tentang artis, isi iklan investasi bodong, bacaan dan tontonan yang tidak patut, niat jahat yang muncul dari bisikan setan yang sering disalahpahami sebagai bisikan dari diri sendiri. Jika otak terlalu sering menerima stimulus yang kurang baik, maka selanjutnya akan memengaruhi isi hati. Selain isi otak, isi hati juga dapat berpengaruh besar terhadap kehidupan kita, lho.

Isi hati yang buruk, contohnya bagaimana? Iri, dengki, dendam, marah dan kecewa yang berlebihan, terlalu merendahkan diri sendiri, adalah beberapa isi hati yang harus diperiksa secara berkala. Periksa dulu, maka akan lebih mudah untuk mengurai isi hati dan menanyakan diri sendiri mengapa perasaan itu bisa muncul. Kadang, bahakn sering, setan suka ikut campur. Jangan sampai tertipu dan terbawa bisikan aneh yang muncul dengan suara hatimu. Jika sudah sanggup, baru lah kita buang isi hati yang jelek itu, agar kemudian bisa diisi dengan hal-hal baik nantinya.

Bagi umat Islam, dapat mencoba melakukan isi pesan lagu “Tombo Ati” yang erat kaitannya dengan Sunan Bonang, salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam (sumber). Baca Al-Qur’an dan maknanya, mendirikan solat malam, berkumpul dengan orang soleh, perbanyak berpuasa, memperpanjang dzikir malam. Menjalani salah satunya, InsyaAllah dapat memberikan ketenangan hati.

Seringkali, punya hati yang tenang jauh lebih mendamaikan otak ketimbang hati yang selalu gelisah. Belajar nrimo dan legowo akan menjadi life skill alias keahlian hidup yang mahal. Mampu memaafkan diri sendiri dan orang lain (dan hewan) juga tidak mudah. Tetapi baru berniat untuk melakukannya saja sudah merupakan langkah yang baik. Ambil langkah bayi. Maksudnya, tetap melangkah meskipun langkah itu kecil dan sulit. Jangan sampai isi kepala dan isi hati kita sama seperti isi tahu yang sudah tidak layak dimakan dan menyebabkan sakit perut jika tetap keras kepala bahwa itu masih bisa dimakan.


You'll only receive email when they publish something new.

More from Kim Lobak
All posts