Mengukur Kadar Iman
July 26, 2024•623 words
Beberapa hari ini saya sedang bertanya-tanya, bagaimana cara mengukur kadar iman. Iman itu bisa naik dan bisa turun, bertambah dan berkurang. Berikut dalilnya.
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيماً حَكِيماً
“...Supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath: 4).
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آَمَنُوا إِيمَاناً وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلاً كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ
Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat; dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), “Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS. Al-Mudatsir: 31)
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيمَاناً فَأَمَّا الَّذِينَ آَمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
“Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya.” (QS. At-Taubah: 124)
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka.” (QS. Ali Imran: 173)
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَاناً وَتَسْلِيماً
“Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (QS. Al-Ahzab: 22)
Lalu bagaiman cara mengukur naik dan turunnya iman? Kalau mengukur suhu mudah, tinggal pakai termometer dan lihat suhu yang tertera. Bagaimana dengan iman?
Ada tanda orang sudah beriman dan tanda sempurnanya iman
Tanda orang beriman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal." (QS. Al-Anfal:2)
Tanda sempurnanya iman:
“Sesungguhnya di antara tanda kesempurnaan iman seseorang ditunjukkan dengan kebagusan akhlak dan sikap lemah lembut pada keluarga.” (HR. Tirmidzi, no. 2612)
Di hadist yang lain:
”Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku (Rasulullah SAW) lebih dia cintai daripada ibu-bapaknya, anak-anaknya dan seluruh manusia.” (HR Muslim).
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya.” (HR Tirmidzi).
Lalu apa tandanya iman sedang naik atau turun?
Saya belum menemukan dalilnya. Tapi dari pengalaman pribadi saya, kalau kita bersemangat dan bergegas menunaikan kebaikan, itu tanda iman kita sedang dalam puncaknya. Contohnya sholat. Semakin kita menyegerakan sholat, semakin tinggi iman kita saat itu. Semakin kita menunda sholat semakin lemah iman kita saat itu. Ketika iman lemah, ingatlah hadist Nabi berikut (Hadist ke-23 Arbain):
The Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said, “Purity is half of iman (faith). ‘Al-hamdu lillah (praise be to Allah)’ fills the scales, and ‘subhan-Allah (how far is Allah from every imperfection) and ‘Al-hamdulillah (praise be to Allah)’ fill that which is between heaven and earth. And the salah (prayer) is a light, and charity is a proof, and patience is illumination, and the Qur’an is a proof either for you or against you. Every person starts his day as a vendor of his soul, either freeing it or causing its ruin.” [Muslim]