Ngobrolin Moon Sehoon dari "Single's Inferno"
February 17, 2022•983 words
(Artikel ini sudah dipublikasikan pada 03/02/2022)
Pria yang di awal acara tampak begitu menyedihkan, menjadi pria yang paling berkesan di antara pria lain.
Single's Inferno adalah acara perjodohan yang diracik dengan unsur bertahan hidup. Terdapat beberapa wanita dan pria yang terpilih di sini. Mereka bertujuan untuk saling mengenal dan berkencan. Mereka syuting sembilan hari di sebuah pulau terpencil bernama Pulau Neraka. Semua kebutuhan bahan makanan, air, dan tempat tidur disediakan, namun mereka harus berjuang karena letak semua tempat cukup berjauhan. Tanpa ponsel, mereka cukup terasing dari dunia luar di sini. Komentator yang bertugas untuk memberi komentar terhadap video yang disiarkan juga menambahkan, perasaan semua orang di Pulau Neraka dapat menjadi sangat sensitif karena mereka hanya berhadapan dengan masalah berkencan dengan lawan jenis. Jika mereka beruntung, mereka dapat berkencan dengan orang yang mereka inginkan dan pergi bermalam di Pulau Surga. Tentu, akan ada mereka yang tidak beruntung menemukan pasangan idaman mereka di acara ini. Moon Sehoon adalah salah satu peserta pria di Single's Inferno.
Moon Sehoon. Kesan pertama yang kudapat dari dia cukup baik. Ketika wanita pertama datang, Shin Jiyeon, tanpa perlu menunggu lama Sehoon segera memberi Jiyeon sebuah bantal untuk dipangku. Gunanya memangku bantal adalah untuk menutup bagian kaki yang terekspos ketika duduk. Di Korea Selatan, wanita biasa melakukan hal itu, khususnya bila mereka mengenakan bawahan yang pendek. Dan sikap Sehoon di atas dapat dibilang sebagai bentuk sopan santun.
Ketika semua orang berada di dapur untuk pertama kali, Sehoon segera berpartisipasi aktif untuk memasak. Mata Sehoon juga cukup awas, dia senang memperhatikan orang di sekitar. Ketika dia melihat Kang Soyeon, salah satu peserta wanita, membantu menyiapkan bahan makanan dengan baju putih, Sehoon segera mengambilkannya celemek agar baju Soyeon tidak kotor. Tidak hanya mengambilkan, dia juga membantu memasangkan celemek itu. Sehoon terlihat menonjol di situ karena para pria lain hanya bisa menatap dari belakang ketika mereka sudah mulai memasak. Sehoon juga tak ragu memuji kawan lain yang membantu memasak. Tidak salah bila beberapa hari kemudian, para pria sepakat Sehoon adalah orang yang sangat baik.
Di hari berikutnya, para pria beradu lari. Mereka yang berhasil menjadi pemenang terakhir mendapatkan kesempatan untuk makan enak dengan dua wanita pilihannya. Sehoon menang berturut-turut sampai akhir, dan dia memilih Jiyeon dan Zia sebagai teman untuk makan bareng. Di situ, sangat terlihat Sehoon jatuh hati dengan Jiyeon. Sehoon selalu melontarkan pertanyaan dan memerhatikan Jiyeon. Sayangnya, ketika pemilihan pasangan untuk pergi ke Pulau Surga, Jiyeon tidak memilih Sehoon sehingga Sehoon harus puas berdiam di Pulau Neraka. Hari-hari berikutnya pun masih sama. Semua orang melihat Sehoon bertepuk sebelah tangan dengan Jiyeon.
Soyeon yang tampak "gemas" dengan situasi Sehoon pun menghampirinya. Dia mencoba memberi Sehoon nasihat. Namun tanpa sengaja dia malah menyampaikan perasaan dia kepada Sehoon. Saat itu Sehoon merasa tindakan Soyeon membuat frustrasi dan melukai harga dirinya. Meskipun setelah obrolan serius itu, dia juga terlihat berpikir serius.
Kemudian dua wanita baru datang. Dengan kepribadian Sehoon, sangat mudah ditebak bahwa kedua wanita itu pun jatuh hati dengan Sehoon. Sehoon terlihat senang di sini. Dia pun belum sempat bertemu dengan Jiyeon. Wajar jika semua komentator berpikir Sehoon mungkin sudah melupakan Jiyeon.
Di masa kritis ketika semua pria sudah pergi ke Pulau Surga kecuali Sehoon, Sehoon kembali memenangkan lomba di antara para pria. Dia berpikir serius sebelum waktu pemanggilan nama wanita berlangsung. Dia bilang dia bingung memilih di antara dua wanita. Direksi kamera hanya memperlihatkan dua wanita baru sebagai kandidat yang mungkin saja Sehoon pikirkan. Jiyeon di sisi lain mengatakan bahwa dia akan berbicara dengan Sehoon setelah ia pulang dari Pulau Surga. Dia tidak ingin terlihat seperti sedang mengincar Pulau Surga. Bagaimanapun, dia merasa tidak enak dengan Sehoon.
Aku sebagai penonton jujur tidak bisa menebak siapa yang akan Sehoon pilih. Aku kira mungkin di antara kedua wanita baru. Atau mungkin Soyeon. Tapi, aku sangat terkejut ketika mendengar nama yang dia sebutkan. Bukan hanya aku, tapi semua orang di Pulau Neraka yang mendengarnya, juga para komentator.
Ya, Sehoon menyebutkan nama Jiyeon.
Sungguh, baru pernah aku merasa terkejut sekaligus terharu melihat perjuangan seorang pria mendapatkan hati seorang wanita. "Keras kepala sekali," pikirku waktu itu. Bagaimana tidak, Sehoon sudah mendapatkan sinyal bahwa Jiyeon menolak kehadirannya. Tapi Sehoon pantang menyerah.
Kupikir semua orang mungkin merasa was-was dengan Sehoon dan Jiyeon setiba di Pulau Surga. Tapi, ternyata itu bukan sesuatu yang perlu aku cemaskan. Percakapan mereka berdua berjalan baik, tidak terasa canggung sama sekali meskipun situasi mereka tidak begitu baik sebelumnya. Jiyeon juga dapat menyampaikan apa yang dia rasakan dengan terbuka tanpa terlihat khawatir dengan tanggapan Sehoon. Salah satu komentator juga beranggapan bahwa Sehoon adalah pemimpin yang baik. Maksudnya, dia dapat memimpin pembicaraan dengan baik sehingga membuat lawan bicara merasa nyaman. Aku juga setuju dengan pendapat itu. Sehoon berhasil menunjukkan bahwa dia serius dengan pilihan hatinya. Aku merasa terharu sekali lagi. Jiyeon sangat beruntung.
Di hari berikutnya, Jiyeon memenangkan pertandingan di antara para wanita. Aku sempat cemas di sini. Siapa yang ada di hati Jiyeon? Karena itu hari terakhir mereka bisa ke Pulau Surga. Dan... dengdingdeng... Jiyeon memanggil nama Sehoon! Waaa!!! Sungguh waktu mendengar itu aku sedikit menggila. Perjuangan Sehoon benar-benar terbayar. Semua rasa tertekan, frustrasi, dan harga diri yang terluka itu hilang sudah tepat menjelang hari terakhir syuting Single's Inferno.
Sebenarnya sudah cukup lama sejak aku menonton serial perjodohan ini. Tapi aku masih tidak bisa melupakan pesona Sehoon dengan usaha yang dia lakukan. Kok bisa ya ada orang sekeren dia? Itu yang aku pikirkan. Pengalaman hidup macam apa yang membuat dia dapat berbuat baik ke semua orang, namun tetap bisa teguh untuk mendapatkan hati seorang wanita yang membuatnya berdebar sepanjang hari? Pertanyaan yang mungkin tidak akan terjawab karena aku bukan temannya Moon Sehoon. Hahaha.... yah, semoga saja di dunia ini banyak orang baik seperti Moon Sehoon. Aku juga ingin sedikit menirunya, di bagian memperhatikan orang lain dengan baik. Waduh, itu cukup sulit buatku. Kalau kamu bagaimana? Apapun pilihanmu, semoga aku dan kamu tidak bosan untuk terus mencoba jadi orang baik seperti Moon Sehoon, ya. Sampai jumpa!