Bagaimana bulan Januariku?

(Artikel ini sudah dipublikasikan pada 02/02/2022)

Bagaimana bulan Januariku?

Sebuah pertanyaan yang terdengar retoris sekaligus ironis, berhubung baru terpikirkan tepat satu jam sebelum hari pertama Februari berakhir.


Bulan Januari adalah bulan yang penuh harapan. Bagi orang-orang yang mirip dengan diriku, khususnya. Apa kamu mirip denganku? Entah lah, tapi sekadar saran, tidak perlu bersusah payah untuk mirip dengan semua hal tentang diriku. Ambil baiknya saja. Karena di bulan Januari… hmm… sebentar, izinkan aku menghela napas yang agak panjang dahulu…

Pemicu awal

Beberapa hari sebelum tahun 2021 berakhir, aku seperti orang yang lain. Orang yang… lain? Maksudku, tidak seperti aku yang biasa. Lantas, seperti apa aku yang biasa? Aduh, itu pertanyaan yang sulit. Mungkin akan terjawab di dalam mimpi, lalu hilang lenyap setelah aku terbangun. Yang kutahu, aku sudah lama tidak memegang pulpen. Sungguh, aku sempat berpikir untuk membuang seluruh aset pulpen yang kupunya dan menggantinya dengan barang elektronik. Barang yang tampak canggih dan berguna jika kita bisa beli kuota internet. Ya, mereka adalah ponsel pintar dan laptop. Tapi, aku kesulitan mengatur waktu SoT alias Screen on Time, atau mudahnya Waktu Layar Menyala. Sebelum November, aku bisa menghabiskan waktu lebih dari 10 jam hanya untuk menatap layar ponsel dan berselancar di Twitter. Luar biasa, ya? Luar biasa menyia-nyiakan waktu. Setelah menyadari kondisi mental yang memburuk--yang berbanding lurus dengan meningkatnya waktu menatap ponsel, aku memutuskan untuk memulai perjalanan mencegah diri sendiri terjerumus lebih dalam. Awalnya sulit mencari pengganti kegiatan yang sudah lama aku lakukan itu, tapi entah bagaimana--aku beneran lupa bagaimana--sampai akhirnya aku bertemu lagi dengan pulpen dan buku catatanku yang kebetulan masih ada halaman sisa. Kubilang begitu karena aku sudah bersama dia sejak 2020. Oh iya, ketika aku menulis sampai sini, aku teringat kalau aku di bulan November sedang berusaha untuk belajar bahasa Rusia. Jadi, sejak bulan itu aku bergantian menatap layar laptop untuk menonton video "Russian with Max" dengan mendengarkan podcast yang berjudul sama. Aku menggunakan pulpen dan buku catatan untuk mencatat materi. Aku jadi cukup jarang menatap layar ponsel tanpa tujuan berarti seperti yang lalu. Tentu saja, ini bukan kemajuan yang bisa langsung terjadi tepat setelah aku memutuskan untuk mengubah jalur, tapi rasanya akan terlalu panjang jika aku menuliskan semua. Jadi, mari kembali ke pulpen dan buku catatan.

Aku dan bujo

Menjelang 2022 aku kembali membuat "bujo", singkatan tren untuk "Bullet Journal". Buat yang belum tahu, bujo ini adalah sebuah sistem untuk membuat perencanaan hidup kita menjadi lebih sederhana namun terarah. Kenapa sederhana? Karena prinsip manusia adalah tinggalkan semua hal yang ribet. Kalau saat merencanakan saja sudah terlihat menyusahkan, besar kemungkinan rencana itu terasa sulit untuk diwujudkan. Kamu begitu juga, ngga? Aku sih, sudah pasti lebih suka yang simpel. Lalu kenapa mesti terarah? Karena waktu kita di dunia itu tidak banyak, kawan. Sistem bujo memungkinkan penggunanya untuk mengetahui arah mata angin dalam hidup dengan lebih jelas. Mungkin saja tadinya kamu kira kamu tidak bisa hidup tanpa musik. Tapi setelah beberapa hari melihat catatan apa saja yang kamu dengar belakangan ini, ternyata kamu bisa kok hidup tanpa musik. Sistem bujo bisa membuatmu melihat kalau kamu lebih suka mendengarkan audiobook. Karena dua alasan di atas, aku memutuskan untuk kembali mencoba bujo setelah beberapa tahun absen. Mungkin ada 3 tahun kali, ya? Aku rajin keliling sub "r/basicbulletjournal" di Reddit hampir setiap jam, dari akhir 2021 hingga pertengahan awal 2022, demi mencari inspirasi sistem bujo yang bisa aku dapatkan dari pengalaman orang lain. Jadi lah seperti yang aku rencanakan, awal-awal Januari aku bersungguh-sungguh dengan bujo. Mungkin sampai sini aku terlihat keren. Cukup keren, ngga, sih? Oh, aku kepedean, ya? Hahaha, mungkin kalian sudah tahu apa yang lucu dari manusia. Yaitu, kebiasaan lama sangat sulit diubah. Sungguh, aku hanya bertahan dengan bujo sampai tanggal 10 Januari, sebelum kembali membukanya pada tanggal 26 Januari.

Kemajuan di bulan Januari

Jika boleh aku berkata jujur, aku merasa tidak banyak kemajuan yang aku peroleh pada awal 2022. Pada bulan Januari kemarin. Aku masih merasa menyesal, kenapa aku membuang begitu banyak waktu yang seharusnya bisa aku manfaatkan dengan lebih baik. Dengan lebih baik? Bagaimana contohnya?

Mungkin ada dari kalian yang sangat jeli dan masih mengingat kalau aku sedang belajar bahasa Rusia beberapa bulan sebelumnya. Tanggal 10 buatku adalah akhir dari semuanya; ya bujo, ya belajar, ya ponsel. Aku tidak lagi membuka bujo, aku tidak lagi tertarik menonton wajah Max dengan aksen Rusia dan humornya yang sebenarnya sesuai dengan selera humorku, aku juga tidak lagi memegang ponselku karena dia terjun ke dalam ember yang penuh berisi air tanpa sempat aku beri pertolongan pertama yang benar, karena aku sedang memenuhi panggilan alam. Seandainya kekacauan itu tidak terjadi, mungkin saja aku masih belajar bahasa Rusia. Alih-alih menonton variety show Korea Selatan yang lucu-lucu seperti "Mom’s Diary" dan "Knowing Brothers", aku mungkin masih mendengarkan podcast Max sambil setengah tertidur di atas kursi. Ya, aku dengan sadar mengetahui salah satu contoh menggunakan waktu yang baik versiku. Akan tetapi aku tetap tidak melakukannya…

Sisi baiknya, selepas itu aku mulai tertarik lagi membaca buku. Aku sudah langganan Gramedia Digital per tanggal 26. Tapi, ada lagi tapinya, aku ternyata lebih senang mendengarkan audiobook dari Noice. Sebenarnya itu bukan buku, sih, melainkan rangkuman buku. Tapi buatku pribadi, audiobook mereka sangat menghemat waktu dan membuatku tertarik untuk terus mendengarkan.

Tunggu sebentar, setelah banyak omong seperti ini aku menyadari bahwa aku butuh ditarik dulu baru mau berjalan. Atau memang aku yang kurang disiplin dari sononya, ya? Menurutmu bagaimana?

Sadar diri

Hmm, bagaimanapun, Januariku ternyata tidak seperti yang kubayangkan dan kuinginkan pada akhir 2021. Sepertinya aku memang harus belajar untuk tidak membuat harapan dan tuntutan yang berlebihan. Dua hal yang amat susah kuatur jika sudah merasa tertarik dengan berbagai macam hal yang ada di hadapanku. Mungkin kalian juga menyadari, betapa banyak hal yang aku lakukan dari waktu ke waktu di bulan kemarin sepenuhnya tidak begitu berhubungan satu sama lain. Terlalu banyak distraksi, dan aku hanya makhluk lemah tanpa daya yang justru menjajal semuanya tanpa ampun.

Yah… namanya juga manusia. Begini lah adanya, sama sekali tidak seperti kehidupan di layar kaca. Meskipun agak canggung, akan aku akhiri tulisan ini dengan paksa. Sebelum itu, mari kita membuat harapan baru untuk bulan yang baru. Semoga bulan Februari ini akan menjadi bulan di mana aku dan kamu bisa melakukan apa yang seharusnya kita lakukan, dan menghindari hal-hal yang tidak perlu. Meskipun hidup itu memang sulit, mari kita terus berjalan bersama-sama menghadapi hari esok. Sampai jumpa!


You'll only receive email when they publish something new.

More from Kim Lobak
All posts