Testimoni Menulis selama Sebulan #CeritadiFebruari

Menulis adalah hal yang menyenangkan. Tetapi, ada banyak rintangan yang menemani perjalananku untuk terus menulis selama sebulan ini. Dan karena itulah, aku merasa bahagia aku dapat menyelesaikan apa yang aku mulai. Meskipun aku tahu aku masih harus belajar banyak, bukan berarti aku harus menunggu jadi sempurna dulu sebelum lanjut menulis.


Halangan terbesar ketika menulis bagiku adalah ketika aku tenggelam di internet; tatkala aku seharusnya mencari tahu ide dan topik yang sedang aku tulis. Tenggelam di internet itu seperti ini: aku mencari tentang topik A, lalu orang lain menyebutkan topik B dan C, tak lama aku melihat topik D dan kemudian bertemu dengan topik E. Jikalau mencari satu topik aku hanya butuh waktu 10 menit; ketika tenggelam aku justru menghabiskan waktu hampir satu jam. Tak hanya itu, otakku juga menjadi kelebihan beban topik. Apabila aku tidak berusaha untuk fokus, aku akan kesulitan menyelesaikan tulisanku.

Topik apa yang sebenarnya menyenangkan untuk ditulis? Aku pribadi suka menuliskan hal-hal yang aku tahu, hal-hal menarik yang aku alami sendiri. Aku tidak begitu suka menulis apa yang orang lain nikmati tetapi aku sendiri tidak begitu menyukainya. Aku mungkin hanya akan melihat sebentar, namun tidak akan kuteruskan hingga mengubek-ubek hingga ke dasar. Di era banjir informasi seperti sekarang, memang cukup sulit untuk melihat dan mendapatkan informasi yang aku senangi setiap saat. Kebanyakan hal yang muncul adalah kata kunci yang orang-orang perhatikan. Sedangkan aku adalah orang yang selalu mengandalkan insting untuk memutuskan; apakah topik yang sedang trending akan dapat memuaskan rasa ingin tahuku. Akhir-akhir ini aku sedang mengikuti berita Rusia dan Ukraina. Aku bersyukur menemukan akun-akun yang dapat memberitakan perang melalui sisi Rusia, sehingga aku dapat mengetahui berita dari kedua sisi--Rusia dan Ukraina. Adapun jika aku kekeuh hanya melihat berita teratas di hasil pencarian, aku hanya dapat melihat berita dari satu sisi saja.

Apakah aku suka menulis? Selama ini aku sadar aku suka bicara sendiri di dalam kepalaku. Namun aku baru menyadari bahwa aku juga suka menumpahkan kata-kata yang selama ini berputar-putar di dalam otak ke dalam media tulis. Kala aku menyusun setiap kata agar dapat dipahami--paling tidak oleh diri sendiri--memang sulit, tetapi aku menikmatinya. Menjadi editor untuk tulisan sendiri pun tidak mudah. Aku sendiri adalah seorang perfeksionis yang sering mengalah. Jika aku yakin dapat memperbaiki, aku akan mencoba. Bila aku sudah merasa mentok, aku memutuskan untuk membiarkannya seperti itu. Seperti yang sudah kusinggung, aku tidak akan bisa terus menulis jika aku terus menunggu hingga apa yang kutulis menjadi sempurna. Waktuku tidak banyak di dunia. Aku harus cepat. Keahlian seseorang tidak butuh waktu semalam untuk jadi terasah, melainkan ribuan malam. Aku harus terus menulis, bagaimanapun hasilnya, agar aku terus melatih cara aku menulis.

Setelah sebulan ikutan #CeritadiFebruari, aku merasakan banyak perubahan. Salah satu yang tidak terduga adalah aku dapat mengetik cukup lancar dari keyboard tanpa sering melihat ke keyboard. Selama ini aku lebih sering mengetik dari ponsel pintar karena aku jarang main laptop. Aku bersyukur mendapatkan kemajuan seperti ini. Hal lain yang patut aku syukuri adalah aku menyadari beberapa hal yang tadinya tampak abu-abu ketika menulis. Aku mulai mampu melihat bagaimana setiap huruf mempunyai ikatan-ikatan tertentu ketika aku menuliskan mereka. Aku juga secara tak sadar menerapkan beberapa aturan: tulisanku harus mudah dicerna, sebisa mungkin singkat, dan selalu menggunakan kalimat aktif daripada pasif. Peraturan seperti ini membuat pengalaman menulisku menjadi terasa seru dan menegangkan. Aku tahu aku tidak bisa memenuhi semuanya setiap aku menulis, tetapi paling tidak aku memahami jenis tulisan apa yang aku harapkan dari tulisanku sendiri.

Bagi siapapun yang ingin menulis, coba lah apa yang aku coba. Tulis lah apa saja, sekali sehari, dalam waktu sebulan. Hal ini sangat menyenangkan, sungguh! Jangan khawatir jika ketinggalan. Aku sendiri absen mengumpulkan tepat waktu hingga 10 hari. Hasilnya aku harus menulis 4 sampai 5 artikel dalam sehari. Walaupun tidak bagus-bagus amat, aku telah membuktikan kepada diriku sendiri bahwa aku dapat melakukan komitmen jangka panjang. Sebelumnya, percaya lah, aku selalu berhenti di hari ke-10. Atau bahkan hari ke-3. Tidak ada yang tidak mungkin. Aku harap orang-orang akan mencobanya. Dengan begini kita juga dapat mengetahui dan mencatat perkembangan pikiran yang selama ini terjadi di dalam kepala. Apapun hasilnya, tidak perlu khawatir. Aku percaya hasil tulisan akan membaik seiring seringnya kita melatih diri untuk terus menulis.


You'll only receive email when they publish something new.

More from Kim Lobak
All posts