Kejarlah ahirat, maka dunia mengikutimu
January 30, 2024•1,239 words
Dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 201 Allah SWT berfirman,
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
Dan sebagian dari mereka berdoa: Wahai Tuhanku, berilah aku kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkan aku dari azab neraka.
Mana yang dikejar, kebaikan dunia atau akhirat?
Ketika seorang Muslim mengejar pahala demi kebahagiaan di akhirat, maka akan ditambah nikmat dunianya oleh Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآَخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.” (QS. Asy-Syura : 20). Maka Kejarlah akhirat maka dunia akan mengikutimu ya.
Akhirat Tujuan Akhir Kita
Rasulullah menyuruh Umatnya agar mengejar akhirat sebagai tujuan akhir. Dengan mengejar akhirat, maka dunia akan mengikutimu dengan mudah. Setiap urusan dunia akan di permudah oleh Allah.
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
“Barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan cerai beraikan urusannya, lalu Allah akan jadikan kefakiran selalu menghantuinya, dan rezeki duniawi tak akan datang kepadanya kecuali hanya sesuai yang telah ditakdirkan saja. Sedangkan, barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai puncak cita-citanya, maka Allah akan ringan kan urusannya, lalu Allah isi hatinya dengan kecukupan, dan rezeki duniawi mendatanginya padahal ia tak minta” (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Hibban).
KOSA-KATA HADITS
هَمٌّ :
mashdar dari هّمَّ – يَهُمُّ yaitu kemauan yang kuat, keinginan, niat, dan tujuan. Al-hammu juga berarti kesedihan. Jamaknya adalah هُمُوْمٌ (humuum)
فَرَّقَ اللهُ :
yaitu Allâh mencerai-beraikannya.
وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ :
yaitu dia hanya mendapat apa yang telah ditetapkan baginya.
رَاغِمَةٌ : ذّلِيْلَةٌ تَابِعَةٌ لَهُ
(hina dan mengikutinya), yaitu dunia tersebut mengikutinya dengan sukarela atau terpaksa
Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela sikap tamak kepada dunia. Bahkan, Allâh Azza wa Jalla sangat merendahkan kedudukan dunia dalam banyak ayat-ayat al-Qur-an. Allâh Azza wa Jalla berfirman bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan yang menipu :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” [Ali ‘Imrân/3:185]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [Al-Hadîd/57:20]
Allah Yang Akan Memberikan dan Mencukupkan
Mungkin diantara kita masih banyak yang bekerja keras mati-matian demi mengejar harta dan mengumpulkan kekayaan dunia. Akan tetapi malah lelah, dan bahkan hingga saat ini tak kunjung membaik nasibnya? Sementara di tempat yang berbeda ada orang yang tak ambisius terhadap dunia tapi malah seolah harta dan kedudukan mengejar dirinya, berlimpah harta dan dihormati orang.
Sungguh hal yang demikian bukanlah sesuatu yang aneh. Sebab, segala sesuatu di dunia ini berada dalam kuasa Allah. Tak ada satupun yang luput dari aturan-Nya yang Maha Segala Mengatur Kehidupan. Dan aturan-aturan Allah itu termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”(QS. An-Nahl : 97).
Kehidupan Sebagai Ladang Mengumpulkan Amal
Kehidupan yang baik saat ini adalah kita gunakan untuk mempersiapkan amalan terbaik sebagai bekal di akhirat kelak. Jangan sampai hidup yang sekali ini, kita gunakan untuk kesibukan dalam mengejar harta dunia.
Oleh karena itu, daripada kita mengalami dua kerugian akibat mengejar dunia, yakni kehilangan pahala akhirat sekaligus kelelahan mengejar dunia yang tak kunjung dapat, sungguh lebih baik kita beroleh dua keuntungan, yakni mendapatkan akhirat dan dikejar oleh rezeki duniawi. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerah kan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qasas : 77).
Kejarlah kebahagiaan akhirat maka, Insya Allah dunia pasti akan mengikutimu. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita dalam mengamalkan amalan tersebut. Aamiin.
Dalam surat At-Thalaq 2:3:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
...Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya (2). dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu. (3).
Dalam surat Al-ankabut (surat 29) ayat 60 Allah berfirman:
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya:
Beberapa banyak binatang yang melata yang tidak sanggup membawa rizkinya. Allahlah yang menjamin rizqinya, begitu juga terhadap kamu.
Lihatlah burung, dia terbang tanpa membawa apa. Pulang-pulang kenyang. Lihatlah anak-anak binatang. Binatang lain pun datang ke sarangnya untuk membawakan makanannya.
Di Quran surat Thaha (surat 20) ayat 132 Allah berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
Artinya:
"Perintahkan kepada Keluargamu supaya sembahyang, dan sabarlah dalam melaksanakannya. Kami (Allah) tidak menuntut kamu supaya mencari rizki, kami Allah yang menjamin rizkimu, dan akibat (kemenangan yang terakhir) bagi orang yang bertakwa.
Cara Menghindari Hubbud Dunya.
Untuk menghindari sifat dan penyakit cinta dunia yang berbahaya ini, manusia dapat menghindarinya dengan cara-cara berikut.
- Mengingat bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, sehingga tidak terlena dengan hal itu
- Memperbanyak mengingat kematian 3.Menumbuhkan sifat qanaah dalam diri, yakni rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki
- Senantiasa mengingat Allah SWT dengan berdzikir
- Menguatkan iman dalam hati dengan mendekatkan diri kepada-Nya
- Menerapkan muraqabah atau meyakini bahwa Allah SWT menyaksikan semua tindakan kita
- Khusyuk dan ikhlas dalam melaksanakan ibadah
- Sadar bahwa dunia dan seisinya adalah amanah dari-Nya sehingga seluruhnya kelak akan dipertanggungjawabkan.
Kesimpulan
Jadikan dunia sarana untuk meraih akhirat. Fokus (hati) pada akhirat karena akhirat adalah tujuan kita. Dunia adalah prosesnya. Namun jangan melupakan dunia karena dunia adalah jalannya. Ibarat mau ke Tokyo, kita harus lewat Chiba. Tokyo adalah akhiratnya, Chiba adalah dunianya. Atau ibarat kita pergi ke Tokyo dengan kereta, kereta adalah dunianya.
Referensi:
[1] https://griyayatim.com/kejarlah-akhirat-maka-dunia-akan-mengikutimu/
[2] https://www.youtube.com/watch?v=002HzPm2lKY&t=89s
[3] https://www.youtube.com/watch?v=t0VQBZzK-Hs&t=609s
[4] https://www.youtube.com/watch?v=aGgxOIQ8X40&t=1s
[5] https://almanhaj.or.id/12638-jadikanlah-akhirat-sebagai-niatmu-2.html
[6] https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7151167/pengertian-hubbud-dunya-ciri-ciri-bahaya-serta-cara-menghindarinya