Ketidakyakinan
February 22, 2022•691 words
Hari ini tanggal 22/02/2022. Orang-orang bilang hari ini adalah “Twosday”, karena jatuh pada hari Selasa (Tuesday) dan ada angka 2 yang ditulis enam kali. Katanya tanggal ini tidak akan terjadi lagi. Ada juga yang bilang paling lambat akan terjadi 400 tahun mendatang. Tampaknya adalah hari yang spesial dan bisa menjadi alasan untuk merayakan sesuatu. Tapi mungkin bukan untukku.
Aku banyak melihat hal yang mengerikan hari ini. Aku tidak tahu kenapa aku merasa hal itu mengerikan. Aku menemukan ada orang-orang yang merasakan hal yang sama. Aku juga menemukan orang-orang yang tidak merasa begitu. Dunia ini memang sangat beragam dan unik. Tidak mungkin apa yang aku rasakan dapat dirasakan oleh semua orang. Faktor utamanya adalah karena kami melihat hal yang berbeda.
Aku melihat berita. Dia melihat acara televisi yang meributkan iPhone selebritas. Dia sibuk main game. Dia hanya fokus melihat motor yang datang. Dia melihat makanan yang dia buat. Dia melihat orang-orang yang berjalan. Dia melihat awan. Dia melihat kucing-kucing malang yang mencari makan. Dia membaca buku lama. Dia sibuk melihat topik hangat di Twitter. Ada sekitar 7 miliar dia lainnya yang sedang melihat hal yang bisa saja berbeda denganku.
Wah, tapi kenapa rasanya ada yang tidak beres… Aku tidak merasa baik-baik saja dalam artian, aku merasa sesuatu akan datang dan mungkin kembali mengubah jalan cerita hidupku. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Bukan tidak tahu, tapi lebih ke tidak yakin. Aku tidak yakin apa yang selama ini aku lakukan sudah betul. Aku tidak yakin apa aku harus meneruskan semua ini. Aku merasa aku harus menemukan petunjuk lain untuk menyelesaikan potongan besar sebuah puzzle yang tiba-tiba diberikan kepadaku. Bagaimana caranya? Itu yang tidak aku tahu.
Kepalaku menjadi berat ketika mencoba mencari tahu terlalu banyak hal. Aku memang bukan detektif Sherlock Holmes, tapi aku merasa aku harus mengetahui beberapa hal lagi sebelum melanjutkan apa yang sudah aku lakukan. Semua ini sangat membingungkan diriku. Perutku kemudian menjadi lapar karena merasakan tekanan yang hebat. Mataku merasa sulit untuk memusatkan perhatian di satu tempat. Seakan-akan aku sedang dalam perjalanan yang jauh dan sudah berjalan selama tiga puluh menit dengan barang bawaan yang menyakiti punggung. Sekarang aku sedang berjalan sempoyongan dan tidak tahu harus berjalan ke mana. Aku tidak yakin harus bagaimana.
Aku hanya tahu beberapa hal pasti. Aku terjebak dalam naskah hidup yang terlihat mencolok untuk saat ini. Aku banyak merasakan sesuatu, tapi aku tidak tahu perasaan apa saja yang muncul itu. Aku juga harus berhati-hati. Aku cenderung ceroboh, jadi aku merenung lama hari ini. Paling tidak, aku berhasil menahan diri. Aku berhasil bertahan menghadapi kemungkinan yang tidak ingin aku hadapi. Tapi kepalaku justru terasa sakit. Aku jadi harus menuliskan kata-kata yang mungkin akan terlihat konyol bagi pembaca yang iseng membaca kiriman ini. Maafkan aku.
Mungkinkah aku harus bersiap? Tapi aku memang sudah banyak melakukan hal itu. Pertanyaannya, untuk apa lagi aku harus bersiap? Apa ada hal lain yang harus aku siapkan? Ya Allah, apa lagi? Aku merasa ada lubang aneh yang membuatku penasaran seperti itu. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Siapa yang harus aku percaya kali ini? Bukankah semua orang membawa kepentingan bagi dirinya sendiri? Bukankah semua orang yang katanya bebas itu tetap terikat pada banyak hal di dunia? Kenapa juga aku harus repot bertanya seperti itu? Aku tidak merasa akan menyelamatkan dunia, karena aku sendiri masih harus menyelamatkan diriku. Tapi entah mengapa, aku merasa aku bertanggungjawab dan harus melakukan sesuatu. Hanya saja, aku menahan diri kali ini. Aku merasa tidak mungkin apa yang aku lakukan tidak akan punya akibat. Semua hal berhubungan dengan sebab dan akibat. Ya, aku harus berhati-hati. Walaupun ini semua membuatku frustrasi.
Aku punya banyak rencana, sebenarnya. Tetapi, ya, akhirnya kembali terganggu oleh macam-macam hal yang aku lihat hari ini. Mungkin saja memang bukan hariku, ya? Tentu saja hari ini adalah milikku dan milik semua orang, hanya saja aku tidak mampu melakukan semaksimal rencanaku tadi pagi. Sungguh mengecewakan, tetapi apa boleh buat. Kekacauan bukan hal yang baru bagiku. Berusaha memahami adalah hal yang harus aku teruskan untuk saat ini. Ya, mungkin begitu. Mungkin ini lah yang harus aku lakukan. Belajar memahami. Sepertinya aku tahu mengapa aku sangat gelisah. Aku merasa kacau dan bingung karena tidak tahu aku harus memahami apa saja.