Genosida itu Masuk Akal #19

Kita melihat negara-negara seperti Finlandia, Estonia, Norwegia, Belanda, dan lain-lain yang tampaknya sangat sejahtera dan makmur. 

Jika pencapaian mereka ini disebabkan karena orang-orang disana memiliki persamaan atau dengan kata lain lingkungan yang homogen tentu saja maka ini akan menghasilkan sebuah konsekuensi yang lebih, yaitu bahwa kehidupan disana adalah semua sama.

Pada permasalahan krisis imigran di Eropa pada akhir-akhir ini, kita dapat melihat bahwa selama ini negara-negara yang dikatakan makmur sejahtera tersebut mengalami permasalahan yang menyebabkan ke-homogen-annya tergoyahkan.

Kita mungkin mendengar bahwa imigran-imigran dari negara Islam memiliki tuntutan misalnya hak memakai hijab atau pun cadar. Dalam permasalahan makanan juga, para muslim harus memakan makanan yang halal dan tidak bisa memakan sembarangan makanan yang ada.

Tuntutan-tuntuan ini lah yang mungkin dianggap hal yang aneh dan tidak waras bagi para pribumi namun bagi seorang muslim hal ini merupakan hak dan harus mendapatkan perlindungan. Perbedaan ini lah yang membawa risih para orang pribumi sehingga merasa bahwa negara mereka bukan lah milik para imigran.

Kita mungkin saja mendengar bahwa genosida merupakan hal yang tidak waras atau tidak masuk akal, namun jika kita melihat fenomena krisi imigran seperti yang telah disebutkan di atas, kita bisa melihat bahwa genosida dengan membersihkan orang-orang yang berbeda itu juga merupakan salah satu bentuk upaya membentuk masyarakat yang homogen yang sejahtera dan makmur.

Saya tidak mencoba untuk membenarkan perbuatan genosida, tetapi saya mencoba untuk menyadarkan siapa pun bahwa genosida itu dapat terjadi dan bukan lah hal yang tidak masuk akal.


You'll only receive email when they publish something new.

More from Jing Xing #100Days Start Again
All posts